
Dishub Wacanakan Bus Sekolah Bagi Siswa Kulon Progo
Pengasih,(kulonprogo.sorot.co)--Dinas Perhubungan (Dishub) Kulon Progo merencanakan penyelenggaraan transportasi khusus bagi siswa sekolah di Kabupaten Kulon Progo. Rencana tersebut kemudian dibahas dalam diskusi panel yang dilaksanakan di Gedung Kaca Wildlife Rescue Center (WRC) Jogja, Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Selasa (15/05/2018).
Dalam diskusi tersebut, dihadirkan perwakilan Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda), Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) serta sejumlah sekolah di Kulon Progo. Pelaksanaan diskusi tersebut bertujuan untuk menjaring aspirasi dari masing-masing perwakilan terkait wacana yang tengah digodog oleh Dishub Kulon Progo.
"Kami menginginkan ketika NYIA sudah beroperasi pada 2019 mendatang, Kulon Progo sudah memiliki kendaraan antar jemput siswa sekolah," ungkap Sekretaris Dishub Kulon Progo, Joko Trihadmojo.
Digagasnya ide ini, lanjut Joko, ketika muncul keresahan akan adanya kepadatan kendaran setelah NYIA beroperasi, dapat membahayakan keselamatan para pelajar. Dengan keberadaan kendaraan angkutan khusus pelajar, keamanan mereka bakal lebih terjamin. 
Meski begitu, Joko menyebut bahwa pihaknya belum bisa menjelaskan secara detil dan terperinci terkait teknis penerapan kebijakan baru tersebut. Hasil diskusi yang dilaksanakan bakal menjadi acuan penyusunan teknis pelaksanaan mulai dari jenis kendaraan yang digunakan, jalur angkutan hingga sistem pembayaran yang diterapkan.
"Angka kecelakaan tinggi yang melibatkan pelajar menjadi salah satu pertimbangan perencanaan kebijakan ini. Tapi di sisi lain kami juga harus mempertimbangkan keberlangsungan keberadaan angkutan umum yang biasa mengangkut anak-anak sekolah," sambung Joko.
Kepala Seksi Layanan Balai Dikmen Kulon Progo, Subardi mendukung penuh rencana kebijakan baru tersebut. Selain menjamin keamanan dan kenyamanan para pelajar, juga bakal melakukan interaksi sosial yang biasanya jarang dilakukan ketika mengendarai sepeda motor.
"Pada dasarnya kami mendukung 100 persen rencana tersebut. Tapi sistem zonasi bisa menjadi salah satu pertimbangan agar mempermudah programnya. Untuk mengikat agar anak-anak mau menggunakan bus antar jemput, mungkin bisa dengan karcis atau voucher," kata dia.