
Tradisi Kutukan dan Sinergi Kembangkan Wisata Kolaborasi Berbasis Kebudayaan
Pengasih,(kulonprogo.sorot.co)--Warga Pedukuhan Blubuk, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih memiliki upacara adat unik. Helatan sekali setahun itu telah dua tahun vakum pasca pandemi Covid-19. Namun pada tahun 2022, acara bertajuk Upacara Adat Kutukan itu kembali digelar, sekaligus disuguhkan sebagai atraksi wisata kolaborasi. Berikut laporan reporter sorot.co, Bambang Jati.
Suara gamelan dan pukulan lesung berbagai tempo menggema di sekeliling tebing gugusan Perbukitan Menoreh. Suara jauh sumbang sayup-sayup terdengar. Dari warna suaranya, diketahui bila alunan tembang jawa itu dinyanyikan oleh emak-emak.
Sementara itu di sisi atas sebalik tebing, sejumlah laki-laki berpakaian adat Jawa memegang tombak mulai berbaris. Sebagian lagi nampak fokus menabuh alat musik mulai kenong, kempul, dan drum senar. Dinamis, musik tabuhan gejog lesung bersautan dengan musik khas iringan bregada.
Di belakang pasukan bregada, nampak empat orang memanggul gunungan berisi hasil bumi. Tepat pada urutan kedua dari atas, ikan gabus atau dalam bahasa lokal disebut ikan kutuk direnteng rapi. Gunungan setinggi kurang lebih satu setengah meter itu diarak sekitar delapan ratus meter menuju destinasi wisata Embung Blubuk, Pedukuhan Blubuk, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih.
Setibanya di pelataran embung, bregada berhenti. Ratusan warga yang telah menanti sejak siang hari kemudian mulai memadati sekitaran gunungan. Begitu doa bersama ditunaikan, warga yang sudah tak sabar bergegas menghambur ke arah gunungan.
Tua maupun muda, wanita ataupun pria semuanya tumpah mengincar berbagai sayur mayur dan buah yang dijejer rapi. Tak lebih dari lima menit, isi gunungan habis menyisakan rangka bambu dan kawat yang digunakan untuk menata gunungan. Upacara diakhiri dengan santap bersama dengan lauk botok ikan kutuk.
Setidaknya begitulah suasana pelaksanaan rangkaian kirab Upacara Adat Kutukan yang dilaksanakan di Embung Blubuk pada Minggu (19/06/2022). Setelah dua tahun puasa melaksanakan helatan ini, warga Pedukuhan Blubuk begitu antusias mengikuti upacara yang dilaksanakan guna mengucap syukur atas hasil panen warga setempat.
Upacara adat kutukan, merupakan tradisi turun temurun sejak zaman nenek moyang penduduk setempat. Upacara ini juga sebagai wujud pengingat atas jasa Sunan Geseng atau Raden Cakrajaya yang merupakan murid Sunan Kalijaga.
Sunan Geseng konon turut menyebarkan agama Islam di wilayah Kulon Progo, termasuk di antaranya wilayah Pedukuhan Blubuk. Ikan kutuk dipercaya merupakan ikan kesukaan Sunan Geseng. Bahkan ketika itu warga setempat dianjurkan untuk rutin mengkonsumsi ikan kutuk lantaran dipercaya sebagai obat berbagai penyakit.
Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) Kulon Progo, Joko Mursito mengatakan bila upacara adat kutukan memiliki daya tarik dan berpotensi menjadi suguhan adat yang bisa dikolaborasikan. Mengingat jawatannya juga tengah mengembangkan konsep wisata tematik untuk merias wajah wisata Embung Blubuk.
''Untuk Embung Blubuk ini fokus kami adalah membuat area camping dan glamour camping (glamping) hingga aktivitas olahraga air. Karena lokasinya mendukung. Upacara adat Kutukan ini bisa jadi sajian yang mendukung,\
" kata Joko ditemui di sela-sela upacara adat kutukan, Minggu (19/06/2022).
Joko berharap proyeksi yang telah disusun pihaknya bisa didukung oleh semua instansi terkait. Termasuk Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulon Progo hingga Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) sebagai penanggung jawab wilayah aliran sungai di Embung Blubuk. 
Potensi yang dimiliki oleh Embung Blubuk, baik secara geografi maupun budaya sosial bermasyarakat diharap disadari betul oleh masyarakat setempat. Sehingga potensi yang ada bisa bermanfaat untuk tingkat ekonomi masyarakat.
''Kami juga tentu mengimbau dan terus mendorong pengelola wisata Embung Blubuk agar wisata ini bisa dimaksimalkan. Beberapa tahun lagi, apabila dikelola dengan baik dan benar tentu akan menjadi destinasi wisata yang difavoritkan,\
" imbuh Joko.
Kuliner, kata Joko, juga menjadi salah satu proyeksi yang digenjot jawatannya untuk dijadikan daya tarik unggulan. Menu santapan khas berupa botok ikan kutuk dengan bahan utama parutan kelapa muda dan daging ikan kutuk bisa menjadi daya tarik.
Namun saat ini, seperti diketahui populasi ikan kutuk di alam terbuka memang sudah mulai berkurang. Sehingga jawatannya juga bakal menggandeng pihak terkait untuk merealisasikan populasi ikan kutuk hingga surplus.
''Tentu itu juga menjadi perhatian. Kami berharap instansi terkait, utamanya Dinas Kelautan dan Perikanan bisa memberikan solusi,\
" imbuh Joko Mursito.
Salah seorang pengunjung, Rizky mengaku mengikuti tradisi kutukan lantaran penasaran. Menurutnya, tradisi ini hanya bisa ditemui di Pedukuhan Blubuk.
''Tradisi ini unik, terutama ketika santap bersama dengan menu botok ikan kutuk,\
" katanya.
Ia berharap, tradisi ini bisa dilestarikan terus menurus. Menurutnya upacara adat ini bisa disulap sebagai sajian bagi pengunjung Embung Blubuk.