Pembangunan Kampung Tradisional dan Balai Budaya oleh Pemerintah Kalurahan Tuksono
Pemerintahan

Pembangunan Kampung Tradisional dan Balai Budaya oleh Pemerintah Kalurahan Tuksono

Sentolo, (kulonprogo.sorot.co)--Pemerintah Kalurahan Tuksono membangun Kampung Tradisional dan Balai Budaya dengan dana sebesar Rp 1.622.460.000 dari Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalurahan Tuksono yang terletak di kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, merupakan salah satu Kalurahan Mandiri Budaya di Kulon Progo yang dikenal aktif dalam melaksanakan Upacara Adat, seperti Upacara Adat Bersih Dusun dan Luwaran. Ini telah membantu mempopulerkan Desa Budaya Tuksono di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Pembangunan Balai Budaya ini merupakan bagian dari Pemberdayaan Masyarakat dengan fokus pada kerajinan serat alam dan pengemasan kuliner tahu.

Zainuri, Lurah Desa Tuksono, menyampaikan harapannya bahwa Kampung Tradisional dan Balai Budaya Tuksono akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat.

Harapan ke depan Kampung Tradisional dan Balai Budaya Tuksono dapat menjadi area pemberdayaan masyarakat di bidang pelestarian adat dan tradisi, kesenian lokal, kuliner, kerajinan dan pariwisata yang akhirnya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, mengurangi kemiskinan dan pengangguran”, harap Zainuri.

Pembangunan Kampung Tradisional dan Balai Budaya Tuksono bukan hanya mengenai fisik bangunan Balai Budaya, tetapi juga tentang pembinaan potensi dan kekayaan lokal. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dari semua pihak untuk mengisi kegiatan pemberdayaan masyarakat di Balai Budaya tersebut secara berkelanjutan. 

Nanti perlu adanya komitmen dari semua pihak, tidak sekedar bahwa bangunan itu ada tetapi harus ada komitmen bagaimana mengisi dan kemudian menjaganya menjadi sesuatu yang kemudian berlanjut”, jelas Ni Made.

Selain komitmen, kreativitas, inovasi, dan pemanfaatan informasi teknologi juga diperlukan untuk menjaga eksistensi Kampung Tradisional Tuksono dan membuatnya dikenal oleh masyarakat luas.

Untuk menjaga keberlangsungan dari aktivitas Kampung Tradisional dan Balai Budaya Tuksono, perlu adanya kreativitas dan inovasi, serta peningkatan pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana marketing. Jadi bagaimana cara memasarkan, agar orang tahu bahwa di Tuksono tidak hanya sebagai kawasan Industri, namun juga ada aktivitas kreativitas masyarakat”, kata Ni Made.

Aris Eko Nugroho, SP, M.Si., Paniradya Pati Kaistimewan, menyampaikan bahwa tantangan terbesar bukan hanya pada pembangunan fisik, melainkan juga pada keberlangsungan aktivitas di Kampung Tradisional dan Balai Budaya Tuksono itu sendiri.

Pembangunan fisik ini hanya salah satu sarana prasarana, tetapi yang paling penting adalah bagaimana fisik ini nanti bisa beroperasi dengan optimal. Tuksono juga menjadi bagian bentuk baru, di mana ada Balai Budaya sekaligus Kampung tradisional. Harapan kita dengan adanya kolaborasi antara keinginan aktivitas di dalam rangkaian budaya ini bisa menjadi pembeda dari tempat lainnya”, jelas Aris.